Sri Sugiastuti
"Mulai sekarang kita harus mengganti atau menyebut
Corona dengan kata Qif. Alasannya Corona artinya ( berhubung /berterusan)
sedangkan Qif (hentikan atau stop) " Ajakan itu , pernyataan atas kampanye
itu sampai juga ke WA Bu Kanjeng. Konon broadcast itu dari Malaysia. Ya semacam sugesti agar
kuat dan selalu positif thinking
untuk melawan Qif 19 eh Corona. Akhirnya pernyataan yang viral itu jadi
polemik,bagi pengamat dan ahli bahasa Arab. Ya Bu Kanjeng hanya menyimak dengan
kaca mata 5 dimensinya saja.
.
Bu Kanjeng jadi penasaran. Ternyata ada sedikit pemahaman yang berbeda. Kalau Corona
berasal dari bahasa Arab "qarna" atau qarnun maka artinya mahkota.
Ini berdasarkan pengamatan lewat microskop bentuk virus itu seperti mahkota
tetapi mengapa ada yang mengartikan " berterusan atau berhubung"? Pernyataan atau keterangan ini pun masih
disangkal oleh orang yang lebih ahli dalam bahasa Arab.
Apapun sebutannya Corona memang harus dilawan. Nah yang
menarik untuk dibahas itu ya dampak dari cara melawan virus corona itu sendiri.
Kadang Bu Kanjeng dibuat keder dengan bermunculan suara - suara nitizen atau
warganet dari mulai yang nyinyir dengan kebijakan Pemerintah hingga postingan
yang penuh kekhawatiran. Lalu menjadi trending topic di hampir semua WAG.
Tak jarang Bu Kanjeng dibuat tertawa saat muncul ide kreatif
dari orang - orang yang memiliki sense of
humor. Mereka jadi kreatif dengan memviralkan yang bisa terjadi atau akibat
dari pandemi Covid 19. Semua ini membuat Bu Kanjeng penasaran. Dengan kata
kunci " serba serbi Corona" Bu Kanjeng bisa melahap info dari media
terpercaya.
Dari berbagai informasi yang didapat Bu Kanjeng jadi paham
bagaimana persepsi atau sudut pandang
masyarakat yang menyuarakan ide atau
pengetahuan yang mereka miliki tentang krisis yang saat ini dihadapi.
Memang saat ini kita kaya tentang informasi, sayangnya tidak
semua info itu benar. Bu Kanjeng mengetahui dari media bahwa penyebaran Qif-19, telah mengekspansi lebih
dari 190 negara termasuk Indonesia. Nah makhluk kecil ciptaan Allah ini telah
mengguncang dunia. Berawal virus itu dari
Wuhan dan terus menggembara ke manca negara. Indonesia yang mayoritas beragama
Islam sempat bangga kalau sudah punya tameng berwudu sehari 5 kali. Maka tidak
akan terkena musibah ditambah berada di daerah tropis yang kaya sinar matahari
dari segala penjuru. Tetapi apa yang terjadi? Virus itu tetap datang ke
Indonesia dan membuat rakyat dan pemerintah harus bersinergi melawan corona itu
Konon virus ini sebenarnya sudah ada sejak abad 19.Malah
tahun 2011 Orang Amerika sudah membuat filmnya dengan judul Coronavirus. Cuma
yang ada saat ini berkembang atau mutasi jadi Covid 19 atau Qif 19.
Hasilnya berupa data dan informasi yang sangat diperlukan
sebagai bahan untuk merancang strategi penanggulangan virus yang sudah menjadi
pandemik. Selain untuk mengetahui bagaimana tingkah laku dan pengetahuan
masyarakat terkait penyebaran virus corona, survei yang dilakukan juga
bertujuan untuk mengetahui persepsi publik tentang upaya pemerintah dalam
menangani krisis ini.Ternyata banyaknya perintah yang tidak jelas dari ataske
bawah, akhirnya salah kaprah. Contohnya banyak jenasah korban corona yang saat
akan dimakamkan harus pingpong ke sana kemari. Coba bayangkan bagaimana
perasaan keluarganya.
Ada beberapa hasil
survei . Bu Kanjeng bisa mengetahui ada 69,6 persen responden yang menganggap
situasi saat ini serius dan tidak boleh diremehkan. Tetapi ada 27,9 persen
menjawab situasinya sudah gawat darurat. Anehnya msih ada 2,5 persen yang manganggap penyebaran Qif -19 ini bukan
ancaman, ini cuma hal dibesar-besarkan atau tidak tahu. Ya namanya survey bisa
valid bisa juga kurang dipercaya
Menyimak hasil survei itu Bu Kanjeng semakin penasaran, apa
yang dilakukan responden untuk mencegah atau menghadapi krisis ini? Anda penasaran?
Bu Kanjeng juga.
#Soloraya 04042020
#Dunia melawan Qif 19
#Imbauan di rumah
aja.
#jangan remehkan
makhluk kecil
Bersambung
46 Comments
Qif-19 yah Bu Kanjeng, tulisan yang sangat komprehensif walau masih bersambung
ReplyDeleteInsyaallah ada sambungannya. Terima kasih sudah menyapa.
DeleteMantab ..... Bunda ditunggu sambungannya
ReplyDeleteSiap, ditunggu ya
DeleteJadi penasaran bu kanjeng.
ReplyDeleteSiap
Deleteyess!!!
ReplyDeleteAyo menulis apa yangdisukai dan kuasai
DeleteBunda yang heubaat
ReplyDeletetak ada duanya.
terus terang sy iri.
Lebay yaa. Hayuk ahh jadikan menulis agar tidak pikun dan menyambung silhturahmi
DeleteBoleh saya gunakan referensi ya Bu Kanjeng
ReplyDeleteDengan senang hatisilakan nunut kenal ke pembaca link saya catumkan ya say..
DeleteYes. Penasaran oke
ReplyDeleteSEmoga rasa penasarannya terjawab ya
DeleteTulisan yg sangat inspiratif
ReplyDeleteMembaca fenomena yang ada
DeleteDi tunggu sambungannya
ReplyDeleteSiap Bapak, salam kenal, salam literasi
DeleteMantab buuu..
ReplyDeleteTerima kasih sudah meninggalakan jejak
DeleteBunda tang heubaat.
ReplyDeleteYuada duanya.
Salam sukses selalu.
Lebay nih .jadi tersanjung.hayuk ahh nulis
DeleteSiip MB Tutik...teruslah berpikir kritis..
ReplyDeleteSalah satu obat anti pikun. Terima kasih
DeleteMantaapp...hot topic, lanjut bu...👍🤗
ReplyDeleteSiap grak. Ambil hikmahnya
DeleteWihhh hebat,mantap.mengalir terus setiap harinya,bagi tipsnya bu.suwun
ReplyDeleteGabung di komunitas literasi.jadikan menulis sebagai kebutuhan bukan kewajiban
DeleteHappy writing
Mantab bunda sangat inspiratif tulisan bunda, mf bunda saya pakai email adik(Mba Citra)
ReplyDeleteAyo mba blognya diaktifkan lagi bisa jadi wadah tabungan tulisan.akan ada waktunya dipanen jadi buku
DeleteBagus bu...
ReplyDeleteBagian dari stay for work
ReplyDeleteJos gandos keren tulisannya
ReplyDeleteTemannya Omjay gitu loh
DeleteSemua peserta diwajibkan memberikan komentar di tulisan ini, https://wijayalabs.com/2020/04/13/menjadi-penulis-buku-best-seller/
ReplyDeleteSiap Komandan
DeleteMenulis seperti apa yg ingin kau baca...
ReplyDeleteBerharapnya seperti itu
DeleteSkip lanjut ceritanya
ReplyDeleteDitunggu ya
DeleteIdenya mantul jadi bahan tulisan. Saya suka.
ReplyDeleteHarus begitu skenarionya
DeleteBunda hebat
ReplyDeleteCuma menangkap fenomena yang ada
DeleteUlasan yang menarik...situasi INI byk py opini beragam. Tulisan yg sangat menarik. Di tunggu lanjutannya Bu Kanjeng.
ReplyDeleteUlasan yang menarik...situasi INI byk py opini beragam. Tulisan yg sangat menarik. Di tunggu lanjutannya Bu Kanjeng.
ReplyDelete