Sri Sugiastuti
Hari ke 12 "Stay at home and work from home"menjadi
semakin ngehit di medsos. Bu Kanjeng dibuat over load pikirannya. Lagi-lagi
senjata utamanya si kacamata 5 dimensi yang digunakan. Tanpa kacamata itu, bisa
dipastikan ia akan mengalami galau tingkat Dewa.
Sebagai Kepala Sekolah yang bertanggung jawab berlangsungnya
US daring, ia harus menghela napas
panjang. Siswa-siswanya yang dari
golongan menengah ke bawah, benar-benar menggerus kesabaran Bu Kanjeng dan
guru-guru lainnya.
Adanya WAG untuk
siswa kelas12 sebagai sarana untuk informasi dan petunjuk bagaimana cara
mengerjakan soal dengan Google class room
justru disalahgunakan untuk cengengesan dan
saling membully temannya. Kadang Bu
Kanjeng jadi tertawa sendiri ketika membaca postingan siswanya.
" Sudah selesai, saya capek. Bobo dulu
ya!" Padahal masih ada satu sesi lagi yang harus dikerjakan.
" Aku sudah dulu ya, ngantuk nih."
Temannya menjawab : "Wah
kamu kena corona ya.?"
Bu Kanjeng semakin geregetan. Ia langsung meminta admin agar
mengunci group. Sungguh ini bagian dari suka duka Ujian Sekolah daring akibat " Stay at home and work from home" demi mengantisipasi
Covid 19 harus diterima dengan lapang dada. Berharap semua baik-baik saja
berjalan sesuai dengan skenario Allah. Bu Kanjeng membentengi dirinya dengan menjaga lisan dan hatinya diminta sinkron supaya
tidak stress.
Sebenarnya untuk mengurangi rasa kekhawatirannya terhadap
virus Corona, Bu Kanjeng ingin
puasa dan menjauh dari medsos. Tapi mana mungkin? Separuh hidup Bu Kanjeng
ada di komunitasnya. Tidak heran bila tiga pirantinya terhubung dengan
Internet. Gawai, laptop dan Tablet. Komplet kan?Kadang ia masih mengganggu
gawai anaknya supaya tetring kalau
jaringan bermasalah.
Group yang diikuti Bu Kanjeng lumayan banyak. Hampir
semuanya ramai. Dari sekian banyak group yang diikuti, ia paling aktif menyimak
di group yang menggelar diskusi. Salah satunya di group IIDN ( Ibu ibu doyan
nulis). Di group itu berkumpul ibu-ibu penulis dengan berbagai latar belakang.
Ada buruh pabrik, tenaga medis, guru TK, pedagang online, penulis, blogger,
pustakawati, pengusaha sampai istri pejabat.
Menyikapi celotehan mereka Bu Kanjeng hanya menyimak dan
sesekali komen. Bagi Bu Kanjeng keberadaan group tersebut di saat ada imbauan Stay at home and work from home memang
sangat menghibur dan membuka wawasan baru. Setidaknya apa yang mereka informasikan
bukan melulu yang berbau hoax. Postingan
mereka lebih pada rasa empati, tabayuun ( mengklarifikasikan berita yang
diterima)memberikan pendapatnya tentang kecemasan warga di sekitar mereka dengan
adanya Covid 19.
" Duh kasian
perawat yang kebagian jaga di ruang VIP mereka harus banyak bersabar menghadapi
pasien ya, maklum dari kelas menengah ke atas, rasa khawatirnya terhadap Covid
19 sangat lebay".
"Bener nggak sih
itu rombongan bus dari Jakarta pada mudik ke Wonogiri karena di Jakarta udah
susah cari rezeki?"
"Kalau memang
berita itu benar, rasanya pengen nangis aja. Konon masker yang dibeli Indonesia
dari China itu buatan Indonesia?"
Nah mulai deh kepala Bu Kanjeng cenut-cenut. Berita yang
berseliweran memang bisa bikin panik kalau tidak punya filfer untuk menyaringnya.
Di sini perlu hati dan pikiran yang jernih agar tidak hilang arah. Ada
baiknya Bu Kanjeng jangan sampai termakan berita yang kurang dipercaya
Bu Kanjeng tak ingin pikirannya tercemar dengan celotehan
yang belum tentu kebenarannya. Ia punya tameng si kacamata 5 dimensi.Yang terpenting bagi Bu kanjeng selalu ada rangkaian doa untuk keselamatan negeri ini.
Bersambung
26 Comments
Tulisan yang bergizi, Bu Hajjah. Makasih banyak. Salam literasi
ReplyDeleteMatur nuwun Pak Haji semoga virus cinta literasi selalu bersemi di hati
DeleteSemoga badai corona segera berlalu...
ReplyDeleteAamiin YRA. Kita ambil hikmahnya ya
DeleteTerimakasih bunda...selalu asyik membacanya...seru dan sangat manfaat bagi sy
ReplyDeleteAyo ikutan nulis juga,apa yg dirasakan berada di area imbaun stay at home and work form home
DeleteMemang pwrlu strategi jitu dalam membuat disain pembelajaran modern sehingga siswa terbiasa mengerjalan soal online. Pembelajaran jarak jauh otomatis sdh harus disiapkan agar dapat menilai pekerjaan siswa.
ReplyDeleteButuh stimulan agar siswa sadar bahwa belajar itu penting.
DeleteMantap bu kanjeng...
ReplyDeleteAlhamdulillah semoga bermanfaat
DeleteAsyik, pagi - pagi baca tulisan keren sprti ini. Mksh, Bunda.
ReplyDeleteKembali kasih say
DeleteMantap Bu Kanjeng. Salam literasi
ReplyDeleteLebih mantap lagi sambil makan alpukat.Salam rindu
DeleteMantap bu kanjeng.ibu ibu doyan nulis sepertinya asik.blh gabung bu kanjeng?
ReplyDeleteBisa ada facebooknya ownernya Teh Indari Mastuti Bandung
DeleteTulisannya asyik....boleh gabung di IIDN bunda?
ReplyDeleteBoleh ada FBnya voba googling ya
DeleteMantab Bund. Salam literasi abadi di hati dari kota Wlingi
ReplyDeleteMari kita ngeblog biar literasi abadi
DeleteMantap bunda, semoga ujian ini cepat berlalu,,, tulisan bunda bikin penasaran kisah selanjutnya 😊
ReplyDeleteItu yg kita harapkan
DeleteSemua dtg begitu saja
Bu Kanjeng tulisannya selalu renyah, mantap
ReplyDeleteSeperti pantun yang dibuat bu Risma ya
DeleteHebat bu kanjeng. He33. Murid kdg2 begitu
ReplyDeleteHarap maklum siswa cowok smk ya luar biasa
Delete